We’ve updated our Terms of Use to reflect our new entity name and address. You can review the changes here.
We’ve updated our Terms of Use. You can review the changes here.

Ruang Temu

by Rissau

/
  • Streaming + Download

    Includes unlimited streaming via the free Bandcamp app, plus high-quality download in MP3, FLAC and more.
    Purchasable with gift card

      $4 USD  or more

     

  • Cassette + Digital Album

    CASSETTE SOLD OUT, THANK YOU!

    Includes unlimited streaming of Ruang Temu via the free Bandcamp app, plus high-quality download in MP3, FLAC and more.
    ships out within 7 days
    Purchasable with gift card

      $5 USD or more 

     

1.
Kalah 02:10
Luka, tidaklah pernah sehat Menyengat, mengigit dengan sakit yang teramat. Luka, selalu menghadiahkan sepotong sekat. Tembok menjulang berlapis ego yang agung, Amarah yang menggunung, tak berujung Kepala ini terendam Jauh menuju palung sesal yang paling dalam Mengucap kata yang tak semestinya Menyulut bahagia, merajut lara Di kedua bola mata itu Mendung telah berkumandang Mengandung air, mengundang banjir Tumpah ruah Tak terbantah Ada sepasang tangan yang bisu Sebab yang satu menarik begitu terlalu Sedang yang satu berusaha meneriakkan pergi dengan menggebu-gebu Terpisah di antara mulut pintu, keduanya memilih membatu. Satu menunggu, untuk diketuk kembali pintu Lainnya menggerutu, mengutuk diri sendiri ataupun yang sedang berada di balik pintu Sejak saat itu, Pulang bukanlah lagi sebuah alasan untuk hal yang indah. Pulang, hanyalah tempat bagi harapan indah yang telah musnah Pulang hanyalah tempat memutar kembali ingatan atas ingkar yang dipaksa untuk mekar Keduanya patah keduanya salah Keduanya kalah
2.
Tentang ego yang menyatakan aku Siapa yang mampu menjawab Pertanyaan bimbang Yang selalu berseteru Menyatakan eksistensi Angkuh tak menimbang Aku bukan diri Hanya ada dalam kegusaran Tak bernilai Elegi kekosongan Hanya ada dalam kegusaran Tak bernilai Elegi kekosongan Aku bukan diri Seharusnya tak berpola Aku bukan diri Seharusnya tak berwarna
3.
Keramaian 02:28
Mata yang menatap takut kepada rupa, Mencari gelap Mengenal batas Terjebak keriuhan Penuh Sesak O, gelisah itu mengancam Tak lekang tak padam O, gelisah itu mencekam Tak lekang tak padam “Jika aku mampu bersembunyi, aku akan bersembunyi pada pengakhiran”
4.
Mengajarkanku tentang gelap dan terang Tuk melampaui cahaya dan hampa Dengan hampa ku menjauh Walau jarak tertempuh Berpeluh dan bertaruh Kepada rasa Tersesat dalam mega cahaya Yang menganut pada hampa Tak pula kujumpai ruang-ruang Yang tak pernah bertemu ujung Kau sang rasa
5.
Umpama laut yang luas ku hilang Hilang dalam lembutnya bayang Umpama langit yang megah ku tersesat Tersesat larut entah kemana Dekapmu, meletak kasih Pelukmu, bertukar rindu Aku hilang dalam pekat bayang Berselimut hangatnya biru Aku hilang dalam pekat bayang Berselimut hangatnya biru
6.
Ruang Temu 02:02
7.
Saat aku menjemput malam Menangisi, hambar sepi Saat aku menjenguk pagi Gentar diri, lelah dini Kepada pulang, Dengan raut apa aku mesti datang? Tuk berjanji dan kembali Kepada pulang, Dengan raut apa aku mesti datang? Tuk berjanji dan kembali lagi
8.
Datang tanpa, pergi dan lalu Tanpa tahu, tak dihiraukan Percakapan, meramu canda Sentuh mesra, yang tertinggal disana Lamunan kepada ruang Ruang yang luas Lirih-lirih lembut Hangatnya udara Andai dapat aku menjenguk rindu-rindu Tertawa bersama disana Kenangan menyambut
9.
Delirium 03:15
Dalam lubuk hirauku Berteriak dalam hening Pada setiap diam Yang mengancam datang Dalam kutukan malam Memangsa para lelap Pada setiap lamun Yang membuai lara Suara-Suara riuh Mengurung diri Namun percuma menenangkan raga Yang tersesat Namun percuma menenangkan raga Yang terperangkap Menuntaskan hari bagaimana bisa? Bagaimana bisa?
10.
Bunga Kertas 04:26
Dan biarkan semua berlalu Tak usah disanggupi Yang rapuh Kala waktu memburu membunuh Habis sudah rentang jalan Temui diam Tabir membungkam Lalui sepi mencoba tuk lari Maka dari apa yang mampu kugenggam, Tak pernah bertahan
11.
Raga ini riwayat dari air matamu Sebab yang selalu dinanti kalbu Menyelinap pada setiap baris umpama Mengusik tawa namun derita Dingin dan aku ingin pergi Tinggalkan semua yang menanti Biarkan aku sendiri Seperti ini Agar engkau tahu Diburu resah dan ragu
12.
Nirwana 02:50
Dibawah teduh rembulan Gemilang malam Raut lembutmu Menangkan angkasa Pagi ke pagi Kita kan melesat Sampai nirwana Jadi, tenanglah disini Sampaikan pada semesta Kau dan aku insan merdeka Karena kita adalah hari esok Tuk dikenang Tuk dikenang

about

"Nada dan bait dalam album ini berasal dari setiap orang yang kami temui dengan kisah-kisah yang mewarnai detik menuju detik pada setiap detaknya, tentang kecewa dan bahagia yang silih berganti menghujam hari-hari dan tentang bagaimana setiap dari mereka dapat meneruskan esok, lalu mengisahkannya kembali"

Rissau - Ruang Temu

credits

released March 19, 2018

Aransemen musik oleh Rissau
Lirik & puisi oleh Rissau
Puisi ‘Kalah’ oleh Farid
Pembaca puisi ‘Kalah’ oleh Denim
Pengolah & penyelaras musik oleh Rizky & Dika
Fotografi oleh Fredy & Hasroy
Desain & Tata Letak oleh Rizky & Hasroy

Rissau ©2018

license

all rights reserved

tags

about

Rissau Batam, Indonesia

Gaze // Dreamy // Experimental // Poem

contact / help

Contact Rissau

Streaming and
Download help

Report this album or account

If you like Rissau, you may also like: