1. |
Kalah
02:10
|
|||
Luka, tidaklah pernah sehat
Menyengat, mengigit dengan sakit yang teramat.
Luka, selalu menghadiahkan sepotong sekat.
Tembok menjulang berlapis ego yang agung,
Amarah yang menggunung, tak berujung
Kepala ini terendam
Jauh menuju palung sesal yang paling dalam
Mengucap kata yang tak semestinya
Menyulut bahagia, merajut lara
Di kedua bola mata itu
Mendung telah berkumandang
Mengandung air, mengundang banjir
Tumpah ruah
Tak terbantah
Ada sepasang tangan yang bisu
Sebab yang satu menarik begitu terlalu
Sedang yang satu berusaha meneriakkan pergi dengan menggebu-gebu
Terpisah di antara mulut pintu, keduanya memilih membatu.
Satu menunggu, untuk diketuk kembali pintu
Lainnya menggerutu, mengutuk diri sendiri ataupun yang sedang berada di balik pintu
Sejak saat itu,
Pulang bukanlah lagi sebuah alasan untuk hal yang indah.
Pulang, hanyalah tempat bagi harapan indah yang telah musnah
Pulang hanyalah tempat memutar kembali ingatan atas ingkar yang dipaksa untuk mekar
Keduanya patah
keduanya salah
Keduanya kalah
|
||||
2. |
Pola Dan Warna
04:23
|
|||
Tentang ego yang menyatakan aku
Siapa yang mampu menjawab
Pertanyaan bimbang
Yang selalu berseteru
Menyatakan eksistensi
Angkuh tak menimbang
Aku bukan diri
Hanya ada dalam kegusaran
Tak bernilai
Elegi kekosongan
Hanya ada dalam kegusaran
Tak bernilai
Elegi kekosongan
Aku bukan diri
Seharusnya tak berpola
Aku bukan diri
Seharusnya tak berwarna
|
||||
3. |
Keramaian
02:28
|
|||
Mata yang menatap takut kepada rupa,
Mencari gelap
Mengenal batas
Terjebak keriuhan
Penuh
Sesak
O, gelisah itu mengancam
Tak lekang tak padam
O, gelisah itu mencekam
Tak lekang tak padam
“Jika aku mampu bersembunyi, aku akan bersembunyi pada pengakhiran”
|
||||
4. |
Larut Dalam Cahaya
02:35
|
|||
Mengajarkanku tentang gelap dan terang
Tuk melampaui cahaya dan hampa
Dengan hampa ku menjauh
Walau jarak tertempuh
Berpeluh dan bertaruh
Kepada rasa
Tersesat dalam mega cahaya
Yang menganut pada hampa
Tak pula kujumpai ruang-ruang
Yang tak pernah bertemu ujung
Kau sang rasa
|
||||
5. |
Hangatnya Biru
02:13
|
|||
Umpama laut yang luas ku hilang
Hilang dalam lembutnya bayang
Umpama langit yang megah ku tersesat
Tersesat larut entah kemana
Dekapmu, meletak kasih
Pelukmu, bertukar rindu
Aku hilang dalam pekat bayang
Berselimut hangatnya biru
Aku hilang dalam pekat bayang
Berselimut hangatnya biru
|
||||
6. |
Ruang Temu
02:02
|
|||
7. |
Kepada Pulang
04:15
|
|||
Saat aku menjemput malam
Menangisi, hambar sepi
Saat aku menjenguk pagi
Gentar diri, lelah dini
Kepada pulang,
Dengan raut apa aku mesti datang?
Tuk berjanji dan kembali
Kepada pulang,
Dengan raut apa aku mesti datang?
Tuk berjanji dan kembali lagi
|
||||
8. |
Setelah Kembali
04:01
|
|||
Datang tanpa, pergi dan lalu
Tanpa tahu, tak dihiraukan
Percakapan, meramu canda
Sentuh mesra, yang tertinggal disana
Lamunan kepada ruang
Ruang yang luas
Lirih-lirih lembut
Hangatnya udara
Andai dapat aku menjenguk
rindu-rindu
Tertawa bersama disana
Kenangan menyambut
|
||||
9. |
Delirium
03:15
|
|||
Dalam lubuk hirauku
Berteriak dalam hening
Pada setiap diam
Yang mengancam datang
Dalam kutukan malam
Memangsa para lelap
Pada setiap lamun
Yang membuai lara
Suara-Suara riuh
Mengurung diri
Namun percuma menenangkan raga
Yang tersesat
Namun percuma menenangkan raga
Yang terperangkap
Menuntaskan hari bagaimana bisa?
Bagaimana bisa?
|
||||
10. |
Bunga Kertas
04:26
|
|||
Dan biarkan semua berlalu
Tak usah disanggupi
Yang rapuh
Kala waktu memburu membunuh
Habis sudah rentang jalan
Temui diam
Tabir membungkam
Lalui sepi mencoba tuk lari
Maka dari apa yang mampu kugenggam,
Tak pernah bertahan
|
||||
11. |
Dingin Tengah Hari
03:29
|
|||
Raga ini riwayat dari air matamu
Sebab yang selalu dinanti kalbu
Menyelinap pada setiap baris umpama
Mengusik tawa namun derita
Dingin dan aku ingin pergi
Tinggalkan semua yang menanti
Biarkan aku sendiri
Seperti ini
Agar engkau tahu
Diburu resah dan ragu
|
||||
12. |
Nirwana
02:50
|
|||
Dibawah teduh rembulan
Gemilang malam
Raut lembutmu
Menangkan angkasa
Pagi ke pagi
Kita kan melesat
Sampai nirwana
Jadi, tenanglah disini
Sampaikan pada semesta
Kau dan aku insan merdeka
Karena kita adalah hari esok
Tuk dikenang
Tuk dikenang
|
Streaming and Download help
If you like Rissau, you may also like:
Bandcamp Daily your guide to the world of Bandcamp